Materi Pre-Test EAP (English For Academic Purposes) UNS

Belakangan ini banyak yang masuk ke blog saya untuk mencari materi pre-test EAP UNS. Mohon maaf, walaupun istri saya mengajar di UP2B UNS, tapi saya tidak tahu menahu mengenai materinya.

Pre-test EAP adalah hal yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru di UNS. Tujuannya sebagai benchmark kemampuan berbahasa Inggris. Kalau tidak lulus.. ya harus ikut kursusnya. Bayar 60 ribu.. 😀

Tetapi dari sharing semalem, istri saya bilang ada lho mahasiswa baru yang nekat contekan walaupun diawasi..

Huh.. menyebalkan..

Istri saya sampai harus membagi dua sebuah karet penghapus biar kedua mahasiswa itu ga contekan..

Mmm..

Ditulis dalam Daily, H20, Teaching, UNS. 7 Comments »

Harus Lulus IELTS Demi Menjadi Jagal Sapi

Beberapa waktu yang lalu istri saya mengajar sekelompok peserta kursus di Pusat Bahasa UNS, yang berasal dari Pasar Kliwon Solo, bahkan ada yang datang langsung dari Bali. Mereka semua keturunan Arab.

Saat ditanyakan kenapa mengambil kursus, ternyata jawabannya adalah mereka harus lulus IELTS agar bisa bekerja di Australia. Paspor, visa dan sebaganya sudah diurus, tinggal IELTS saja yang belum lolos, sehingga mereka mengambil kursus singkat (privat) agar bisa mengikuti tes IELTS yang akan diselenggarakan dalam bulan Maret ini.

Mereka ternyata secara karir, penghasilan dan keluarga sudah mapan dan pergi ke Australia bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi ternyata membawa misi yang lebih besar, yaitu agar anak-anak mereka bisa sekolah di sana dan lebih maju daripada orang tuanya.

Satu hal yang menarik adalah pekerjaan yang menanti mereka di Australia. Bukan pekerjaan kantoran berdasi, tetapi menjadi jagal (tukang penyembelih) sapi. Bisa dibayangkan pekerjaannya seperti apa. Mungkin secara penghasilan lebih besar daripada di Indonesia, tetapi mengapa mereka hanya bekerja sebagai jagal sapi? Di Australia lagi?

Setelah ditanyakan lebih jauh, ternyata pekerjaan mereka bukan hanya sekedar menyembelih sapi, tetapi membawa misi agar semua proses penyembelihannya HALAL, sehingga daging-dagingnya juga halal dikonsumsi. Daging ini diekspor ke Arab Saudi dan pihak importir meminta adanya label halal. Ternyata pada penyembelihan sebelumnya mereka hanya menggunakan kaset untuk melafalkan “Bismillahirrohmanirrohim”. Oleh karena itu, pihak importir meminta ada tukang sembelih yang beragama Islam dan saat menyembelih bacaan basmallah harus didengar oleh saksi yang didatangkan dari semacam lembaga (semacam MUI) Malaysia.

Hebat-hebat, saya salut terhadap mereka dan perjuangannya. Semoga Alloh memperlancar dan memberikan kemudahan bagi urusan-urusan mereka. Amin.

Nyasar/Salah Jurusan

Beberapa hari yang lalu istri saya bercerita tentang beberapa mahasiswanya yang masuk UNS karena nyasar atau biasanya disebut dengan salah jurusan.

Mereka nyasar di pilihan kedua. Saya ulangi: Nyasar di pilihan kedua.

Saya cuma ketawa saja mendengar hal yang (bagi saya) lucu, dan berlanjut dengan diskusi menarik sampai nyrempet-nyrempet ke LOA (hallo Pak Bams).

Kenapa saya berpendapat bahwa hal ini lucu dan (lagi-lagi bagi saya) tidak semestinya disampaikan oleh mahasiswa baru/lama?

  1. Di dalam SMPB selalu ada pilihan I dan II entah di IPA, IPS atau IPC (Ngapain ya ada IPA dan IPS) 😀
  2. Karena itu pilihan, maka tentunya yang memilih harus membulatkan tekad, konsultasi ini itu, menghitung profit and loss, aspek ini itu dan sebagainya sehingga memutuskan bahwa Pilihan I adalah jurusan A dan pilihan II adalah jurusan B
  3. Begitu sudah memilih, seharusnya siap dengan konsekuensinya
  4. Yang ini yang lucu. Kenapa bilang salah jurusan kalau masuk ke jurusan itu berdasarkan pilihan?

Saya pernah berdiskusi dengan salah satu mahasiswa jurusan Fisika UNS yang datang ke kantor menyampaikan undangan sebagai pembicara dalam orientasi mahasiswa (yang akhirnya tidak bisa saya penuhi karena ada urusan kantor).

Dia    : Kalau lulusan Fisika itu nanti kerjanya apa ya mas?
Saya : Macem-macem. Saya IT, mas itu IT, mas itu BATAN, mas itu Telkomsel, mbak itu Dosen, mas itu buka toko komputer
Dia   : ???

Hehehehe… bingung kan? Kuliah di Fisika atau dimanapun, adalah suatu kewajiban (dalam Islam). Menuntut ilmu itu kewajiban. Bahkan kalau bisa sampai ke Cina, Jepang, Jerman, Amerika, Perancis, Australia bahkan ke Bulan.

Jadi kalau sudah kuliah maksimal dan diterima bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bidang ilmu ya tidak apa-apa. Kewajibannya sudah dipenuhi kok. Mungkin dengan bekerja di luar bidang ilmu malah akan memberi manfaat bagi orang lain.

Bukan masalah salah jurusan (bahkan salah jika mengatakan salah jurusan, karena ini adalah hasil pilihan), tetapi seberapa besar kemampuan untuk menghadapi dan bertanggung jawab atas pilihan yang pilih. Ini yang penting.

Saat menjelang UMPTN (sekarang SMPB), saya bingun memilih jurusan. Pingin masuk Teknik Elektro, passing grade tinggi. Akhirnya memilih Geofisika – UGM (Bapak saya lulusan Geodesi), dan Jurusan Fisika FMIPA UNS (harapannya ketemu elektro, dan memang ketemu).

Alhamdulillah saya lulus dari Fisika UNS dengan tambahan ilmu di bidang IT dan bekerja pada sektor IT.

Saya tidak salah jurusan.

Bagaimana dengan Anda?

You Going Where? Mudik..

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Semoga Alloh menerima semua amal ibadah kita. Amin.

Arief & Keluarga

Selamat Mengajar Kembali Istriku

Selamat mengajar kembali Istriku..
Sukses ya..
We love you..

Setelah cuti melahirkan (dan merawat Nisa), istri saya kembali mengajar hari ini. Materi yang diajarkan adalah EAP (English for Academic Purpose) untuk peserta semester pendek EAP di Pusat Bahasa UNS..

We wish for your luck..

See you at home..

Ditulis dalam Daily, H20, Teaching. 3 Comments »