Ingin Melakukan Aborsi?

Kemarin pagi sempat lihat berita di TV tentang gampangnya melakukan aborsi di Jogja. Bahkan iklan-iklannya pun ditempelkan di lokasi-lokasi strategis di Jogja. Iklannya tidak langsung menyebutkan tentang layanan aborsi, tapi biasanya berisi tentang solusi terlambat haid atau datang bulan. Mmm..

Melihat itu, istri saya bilang:

 “Mereka itu apa nggak mikir seandainya bayi yang diaborsi itu adalah satu-satunya keturunan yang mereka punyai!”

Masih ingin melakukan aborsi?

You Going Where? Mudik..

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Semoga Alloh menerima semua amal ibadah kita. Amin.

Arief & Keluarga

Kebutuhan Bayi dan Ibu Setelah Melahirkan

Posting ini saya tulis sebagai jawaban atas pertanyaan dari Ibu Sheny.

Setelah memperoleh kepastian jenis kelamin bayi (walaupun ada yang mengalami hasil USG dan saat lahir jenis kelamin bayi beda), mungkin sudah saatnya mulai belanja kebutuhan si calon buah hati. Tetapi di adat Jawa, katanya kalau belum “mitoni” (tujuh bulanan) tidak boleh beli barang-barang buat bayi. Pamali.  Benar tidak ya? Saya sendiri kurang tahu.

Jenis kelamin bayi pasti akan berpengaruh dengan barang yang akan dibeli. Kalau saya dan istri, karena sudah ketahuan kalau yang lahir adalah cewek, maka yang dibeli semuanya “girly”. Mulai dari warna (pink, biru muda, hijau muda) dan model. 😀 . Tetapi banyak kok pakaian atau peralatan bayi yang bisa digunakan untuk bayi cowok ataupun cewek. Jadi jangan khawatir salah beli. Kalaupun tidak jadi dipakai, kan bisa dibungkus untuk dijadikan kado.

Nah, belinya secukupnya saja, jangan banyak-banyak. Alasan pertama: bayi bakalan cepet gedhe kalau sudah diluar kandungan. Nisa baru 2 bulan, popok, gurita dan bedongnya sudah cupet. Sejak usia 1.5 bulan sudah dipakaikan kaos dalam dan celana, tidak lagi memakai gurita dan popok. Alasan kedua: siapa tahu nanti ada yang memberikan kado berupa kebutuhan bayi 😀 . Kalau tidak ada yang memberi kado ya baru beli.. hehehehe..

Apa saja sih kebutuhannya?

Bayi

  1. Popok
    Karena bakalan lebih mudah melepasnya kalau kena pipis atau eek. Apalagi kalau usia bayi masih dalam orde hari dan si Ibu masih grogi pegang bayi. Hindari bermotif warna kuning, biar nanti tidak membingungkan kalau kena eek 😀
    Belinya juga dilihat kebutuhan. Kami membeli 2 lusin popok, karena sedang musim hujan. Takut tidak kering.
  2. Gurita
    Untuk menjaga agar tali pusar yang belum puput/lepas tidak tergesek-gesek oleh baju. Ada juga yang mengatakan untuk membuat bayi hangat serta menjaga tulang punggungnya yang masih rawan.
  3. Bedong/Gedong
    Untuk membungkus bayi agar hangat. Pastikan memilih ukuran yang besar. Hati-hati saat bayi dibedong, jangan terlalu ketat dan waspadai kegerahan.
  4. Baju & celana, baik lengan pendek maupun panjang.
  5. Sarung tangan & kaki serta tutup kepala.
  6. Perlak
    Alas dari plastik atau karet agar pipis bayi tidak tembus ke kasur.
  7. Alas tidur
  8. Handuk besar
    Buat mengeringkan bayi setelah mandi. Ukuran besar bertujuan agar Anda cukup meletakkan bayi di atas handuk, kemudian bagian yang tersisa buat menyelimutinya.
  9. Peralatan mandi: Sabun cair, shampoo
    Gunakan sabun cair, karena sabun batangan bakalan membuat Anda lebih repot. Lebih bagus yang ada pompanya, jadi tidak perlu menuang plus aman dari tumpah.
  10. Wash lap
    Untuk menggosok kulit bayi setelah disabun, dan menotol-notol pantat atau alat kelamin kalau basah karena pipis dengan dibahasi terlebih dulu.
  11. Kapas
    Bisa digunakan untuk mengganti wash lap. Lebih lembut. Biasa digunakan untuk mengusap bagian wajah kalau pas mandi, dan mengusap kemaluan atau lubang dubur setiap habis eek. Kalau cuma kena pipis, cukup ditotol-totol saja agar kulit bayi tidak merah karena digosok-gosok.
  12. Kosmetik bayi: Bedak, minyak telon, parfum, cotton bud.
  13. Tissue kering/basah
    Selain handuk atau wash lap, tissue kering bisa digunakan untuk mengeringkan daerah kemaluan yang basah. Tissue basah sangat berguna kalau lagi travelling.
  14. Ember atau tempat baju/popok kotor
    Kami memisahkan antara tempat baju/popok yang kotor/kena pipis dengan popok yang kena eek. Ada juga tempat untuk memisahkan jarik kotor yang kena pipis. Kami mempunyai ember warna biru untuk kena pipis, merah untuk kena eek, dan pink untuk jarik.
  15. Botol susu & pembersihnya
    Jika berencana memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, botol hanya sebagai jaga-jaga kalau Anda sedang tidak bersama bayi dan untuk melatih bayi minum ASI dari botol. Jangan lupa disterilkan sebelum dipakai.
  16. Hanger
    Untuk menjemur popok/celana/baju. Kami memilih bentuk baling-baling karena lebih ringkas dan mudah diambil kalau mendadak hujan.

Ibu

  1. Gurita untuk Ibu
    Berguna untuk mengencangkan perut pasca melahirkan. Untuk kelahiran dengan sesar, bisa digunakan untuk melindungi jahitan dari gesekan dengan baju.
  2. Baju longgar dengan bukaan di depan
    Agar proses laktasi berlangsung aman dan terkendali, tidak terganggu dengan kegerahan, baju longgar dengan bukaan depan memudahkan Anda menyusui bayi.
  3. Jarik
    Biasanya Ibu yang baru melahirkan menggunakan jarik agar mudah saat mandi dan urusan kamar mandi lainnya. Tidak perlu menekuk-nekuk kaki untuk memakai rok atau celana.
  4. Pembalut
    Pastikan berdaya tampung besar dan rajin diganti. Ada kok pembalut khusus untuk Ibu pasca melahirkan.
  5. Pakaian dalam
    Kalau ASI lancar, bra bakalan sering cepet basah dan musti ganti, atau bisa juga dilapisi dengan sapu tangan atau tissue, tapi ribet. Celana dalam juga mungkin harus sering ganti, terutama jika terkena darah nifas.

Apa lagi ya? Wah sepertinya sudah banyak ya. Mungkin pembaca yang lain bisa menambahkan.

Selamat untuk Ibu Sheny, semoga informasi ini berguna untuk Ibu dan pembaca semua.

Judul Blog Ini

Karena istri sudah tidak belum hamil lagi dan Nisa sudah lahir. Maka judul blog ini saya ganti tambah menjadi “IT, Translation, Pregnancy & Parenting“. Semoga tidak kepanjangan ya?

Okay, please sit back, relax and enjoy the show.. 😀

Jika Telah Sesar, Persalinan Berikutnya Tidak Bisa Dipacu

Lepas Maghrib hari Kamis (22/02/2007) kemarin, dengan berat hati saya dan istri harus meninggalkan Nisa di rumah (dititipkan ke kakek-neneknya), karena kami harus pergi ke dokter Sulis untuk kontrol jahitan istri saya karena operasi sesar saat melahirkan Nisa. Untuk jaga-jaga, istri sudah memeras ASI dan dimasukkan ke botol agar bisa diminumkan kalau nanti Nisa bangun. Dapat giliran sekitar jam 19.00, tapi kami memilih untuk terlambat, biar tidak menungu lama. Di tempat praktek dokter Sulis, yang daftar duluan dapat prioritas duluan.

Sepanjang jalan yang dipikiran kami cuma Nisa. Kuatir kalau dia bangun atau menangis karena haus. Perjalanan yang biasanya cepat jadi terasa lama bagi kami. Setelah sampai di dokter Sulis, ternyata kami harus menunggu dua giliran lagi. Tensi istri 145/100 dan berat badan turun 7 kg. Tensi ini mungkin disebabkan karena istri saya kurang tidur karena per-dua jam sekali harus menyusui Nisa.

Tiba giliran kami dan ketemu dengan dokter Sulis, yang katanya sedang terburu-buru karena akan segera PKU untuk membantu persalinan. Istri saya tiduran di bed periksa untuk mengganti perban dan melihat perkembangan jahitan. Oleh dokter Sulis, saya dipanggil dan ditunjukkan jahitan yang melintang di bawah pusar. Wah, panjang juga ya. Tetapi jahitannya terlihat seperti sayatan saja. Tidak seperti jahitan yang konvensional. Kata dokter Sulis, nanti kalau sudah kering, terlihatnya hanya seperti garis saja. Tidak terlihat seperti bekas jahitan. Beliau tidak tega kalau pakai yang konvensional, karena hasilnya jelek sekali.

Setelah selesai diganti, kami duduk di depan meja kerja beliau dan saya menanyakan sampai berapa kali seorang ibu bisa melahirkan secara sesar. Beliau menjawab bahwa seorang ibu bisa menjalani operasi sesar sampai 4 kali, dan jaraknya minimal 2 tahun antar kehamilan. . Jahitan tidak akan kuat jika dipacu. Jika dipaksa, bisa sobek jahitannya.

Ibu yang sudah  pernah menjalani operasi sesar, proses persalinan
berikutnya haruslah normal tanpa dipacu atau melalui operasi sesar lagi.

Nah karena istri sudah pernah operasi sesar, berikutnya harus normal tanpa dipacu atau sesar lagi.

Selesai. Kami kembali ke rumah di bawah gerimis yang mengguyur kota Solo. Perjalanan pulang terasa lama. Sampai di rumah ternyata Nisa masih bobo, tapi sempat bangun dan tidak mau disusui lewat botol. Wah, kasihan ya. Si Ibu segera menyusui si kecil setelah sebelumnya cuci tangan dan kaki. Kembali saya bersyukur atas Nisa yang sudah pinter minumnya..

Semoga informasi ini bermanfaat yah..

Ditulis dalam Daily, Pregnancy. 1 Comment »

Periksa Di Bidan Atau Dokter Spesialis Kandungan?

Kemarin sore, saat berkonsultasi dengan dokter Sulis (dokter dimana istri saya memeriksakan kehamilan), beliau bercerita tentang salah seorang pasiennya yang belum melahirkan walaupun sudah lewat 3 minggu dari HPL. Hasil USG menunjukkan bahwa air ketuban di dalam kandungan sudah hampir habis dan denyut jantung bayi sudah sangat lemah. Sehingga malam itu harus segera dilakukan operasi Sesar. Setelah ditelusuri, ternyata kandungannya hanya diperiksakan ke bidan saja, dan baru ke dokter spesialis setelah lewat 3 minggu dari HPL-nya.

Saya jadi ingat hasil ngobrol saya dengan Dokter Tonang, dosen Kedokteran UNS yang baru saja selesai dari program S3 di Jepang. Mungkin bisa jadi pertimbangan bagi Anda yang bingung antara ke Bidan atau ke Dokter Spesialis.

Bekal Keilmuan dan Pengalaman

Tanpa bermaksud mengatakan bahwa Bidan tidak lebih pandai (cerdas) dari dokter Spesialis, dokter Spesialis tentu mempunyai bekal ilmu yang lebih luas tentang bidang kedokteran sehingga bisa memberikan informasi yang lebih jelas ke pasien. Walaupun ada dokter spesialis yang pelit memberikan informasi.

Bidan tentu saja juga memiliki bekal ilmu dan pengalaman karena bidan juga sekolah, dan kalau mereka bekerja di rumah bersalin, mereka (seharusnya) berada di bawah pengawasan dokter spesialis, sehingga jika terjadi hal-hal di luar dugaan bisa langsung ditangani. Sehingga jika ingin persalinan ditangani bidang, tidak ada salahnya ditanyakan siapa dokter spesialis yang mengawasinya.


Biaya Periksa

Umumnya periksa di dokter spesialis, biayanya lebih mahal dibandingkan jika periksa ke bidan. Menurut Yanto, rekan saya yang bekerja di salah satu ISP di Solo, periksa di Bidan hanya Rp 15.000. Malah menurut Gestway (rekan saya yang lain), di Puskesmas hanya Rp 4.000.

Pengalaman saya di dokter Sulis, sekali periksa + USG biayanya Rp 70.000 dan kalau minta print-out hasil USG tambah Rp 20.000. Jadi sekali periksa biayanya Rp 90.000 karena saya selalu minta print-out.

Karena mahal maka saat periksa dimanfaatkan waktunya untuk konsultasi dan tanya ini itu. Kadang saya membawa catatan dari rumah yang berisi keluhan yang dialami istri dan daftar pertanyaan. Dokter pun dengan senang hati memberikan jawaban. Saat ditunjukkan kondisi di dalam kandungan melalui layar USG, kami selalu bertanya mana denyut jantung, bibir, hidung, ari-ari dan sebagainya. Bahkan kami mengobrolkan hal-hal yang lain di luar hasil periksa. Jadi saat periksa kadang kami bisa 15-20 menit di dalam ruangan.

Rekam Medis

Baik di Bidan, Puskesmas ataupun Dokter Spesialis, sama-sama mendapatkan rekam medis. Kalau di Bidan dan Puskesmas mendapatkan KMS, sedang di dokter Sulis, kami memperoleh buku catatan warna biru yang nantinya akan diisi dengan data berat badan ibu dan bayi, tekanan darah ibu, dan posisi kepala bayi.

Peralatan Periksa

Inilah yang membedakan Bidan dan Dokter Spesialis. Dokter Spesialis mengandalkan USG yang bisa menunjukkan dengan jelas kondisi di dalam kandungan. Sedang Bidan umumnya menggunakan rabaan tangan, atau alat pendeteksi detak jantung dan pengalaman.
Dari sisi akurasi, tentu saja Dokter Spesialis relatif lebih akurat dibandingkan Bidan, karena dokter melihat dengan kondisi kandungan.

Terus Pilih Yang Mana? Dokter Spesialis atau Bidan?

“Dokter!” ” Bidan!” “Dokter!!!” “Bidan!!!”.. Sudah-sudah.. tidak perlu bertengkar. Dokter dan bidan sama saja. Tetapi ada jalan tengah kok..

Begini. Sebenarnya USG tidak harus dilakukan setiap kali periksa. Silahkan membaca artikel tentang efek USG terhadap perkembangan otak bayi. Tetapi umumnya Dokter Spesialis melakukan USG setiap kali periksa. Menurut Dokter Tonang, USG minim dilakukan 3 kali dalam masa kehamilan, yaitu pada awal kehamilan, pertengahan trimester kedua dan pada bulan ke 9. Itu sudah cukup.

Nah untuk bulan-bulan selain 3 di atas itu, bisa dilakukan pemeriksaan di Bidan atau Puskesmas. Kalau memang lebih menyukai di Dokter Spesialis, silahkan dimanfaatkan waktu periksa sebaik-baiknya. Sudah bayar mahal kok. Jadi layak untuk memperoleh informasi dan edukasi mengenai kehamilan.

Bagaimana? Sudah memutuskan akan di bidan atau di dokter kan? Kami memilih di Dokter Spesialis (dokter Sulis) karena masalah kemantapan hati dan informasi, plus dokternya perempuan.

Ada komentar? Silahkan ditulis ya..

Ditulis dalam Daily, Pregnancy. 67 Comments »

Hasil USG 6 Februari 2007

Kemarin sore (Selasa – 06/12/2007), di bawah rintik hujan, kami memeriksakan kehamilan ke Dokter Sulis. Sebenarnya sih hari Senin kami sudah mendaftar. Tetapi karena mendapatkan nomer urut 35 yang berarti bakalan diperiksa sekitar jam 10an malam, akhirnya kami batalkan dan kemarin dapat nomor urut 7 (sekiar 7.30an). Kalau mau periksa, biasanya sepulang kerja saya mampir ke dokter dulu untuk ambil nomer antrian habis itu pulang dan menunggu di rumah dan menanyakan “sudah sampai nomer berapa” lewat telepon. Jadi ga perlu lama-lama nunggu di ruang antri.

Jam 7, kami sudah sampai di tempat praktek dokter Sulis. Tekanan darah 130/90 berat badan 68, atau naik 1.5 kg dari periksa dua minggu yang lalu. Saat menunggu giliran, si bayi terus bergerak dan katanya sih sudah sakit. Tidak begitu nyaman untuk duduk, tetapi karena sudah mo jatuh gilirannya, ya ditahan dulu. Saya raba perutnya, dan memang terasa kencang sekali, ada bagian yang menonjol dan keras, mungkin sih siku si bayi.

Kami ketemu dengan supplier furniture di tempat saya bekerja dulu (Rakabu Furniture). Obrolannya seputar ketatnya QC yang dilakukan oleh buyer (mereka hanya punya satu buyer) dan denda sebesar USD 5000 jika ada BO (Back Order). Walah, padahal 1 Container dari buyer itu paling bagus harganya USD 7000. Yah saya sarankan supaya mereka segera mencari alternatif buyer baru dan memulai usaha export sendiri, toh mereka sudah mempunyai gudang dan infrastruktur yang memadai yang bisa mendukung mereka untuk memberangkatkan 1x40HC container perminggu.

Kembali ke jalan cerita.

Tiba giliran istri saya, kami masuk ruangan dan bu dokter ini langsung menyapa dengan ramah. Kebetulan memang beliau mengajar di UNS dan mengambil kursus bahasa Jepang di UPT. P2B – UNS tempat istri saya bekerja. Jadi kami bisa langsung akrab.

Menurut dokter, kepala bayi sudah masuk ke posisi lahir, sehingga cuma tinggal menunggu waktu saja. Katanya kalau bergerak memang bakalan sakit. Setelah diukur bagian kepala dan perut, berat bayi kami adalah 3 kg, atau naik 0.5 kg hanya dalam waktu 2 minggu. He he he he.. berarti berat badan istri saya naiknya cuma 1 kg saja.

Ditunjukkan melalui layar USG bagian jantung yang selalu berdenyut-denyut dan air ketuban yang masih banyak. Kami meminta print-out bagian wajah dan kelihatan kalau si bayi sedang menghisap ibu jarinya. Print out belum bisa saya upload karena belum di-scan.

Berikut hasil konsultasi kami dan nasehat dari dokter Sulis:

  1. Bayi kondisi sehat, ibu juga sehat. Bapaknya juga sehat.. 😀
  2. Tanda-tanda melahirkan pasti ada, dan selalu diikuti dengan rasa sakit di bagian perut dan pinggang, kemudian ke bawah, bercak darah atau pecah ketuban. Pada keadaan ini, si ibu secara otomatis tahu bahwa inilah saatnya melahirkan. Dokter memberikan nomer HP-nya untuk jaga-jaga.
  3. Jika nanti sampai dengan HPL-nya (12/02/2007) belum ada tanda-tanda melahirkan, sorenya di-USG lagi untuk melihat apakah air ketuban cukup untuk menunggu 2-3 hari lagi. Kalau cukup, 3 hari kemudian dilihat apakah bisa menunggu 3 hari lagi. Nah, kalau sudah 1 minggu lebihnya dari HPL dan bayi belum lahir, harus segera dilahirkan melalui bedah Sesar.
  4. Siap-siap semua barang bawaan yang perlu dibawa ke rumah bersalin, jadi begitu sudah waktunya, tinggal bawa aja.

Selesai. Kami antri di Apotik untuk membeli vitamin (yang kami ketahui sebagai penambah darah) dan sepulangnya dari apotik kami mampir membeli jajanan berupa gembukan, cakue, donat dan samarinda di daerah Keprabon Solo. Sampai di rumah jam 8.30.

Kami memang masih harus bersabar untuk menunggu tanda-tanda melahirkan. Nanti kalau sudah waktunya kan bakalan terlihat. Mmm.

Doakan ya semoga diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses persalinan nanti. Amin.

Menunggu Tanda-Tanda Melahirkan

Nine days to go..
HPL bayi kami adalah tanggal 12 Februari 2007. Karena sudah mendekati hari-H, maka kemungkinan lahirnya bayi lebih awal bisa saja terjadi, dan bisa kapan saja. Siaga 1.
Hasil USG dua minggu yang lalu menunjukkan bahwa berat bayi kami adalah 2.5 kg. Kakak ipar saya anaknya lahir 2.4 kg, jadi bisa bayangin segedhe apa bayi kami di dalam kandungan. Gerakannya tidak begitu banyak, tetapi begitu gerak langsung terasa, dan kadang di perut kelihatan menonjol, sehingga kami bisa mengelus-elusnya, entah itu bagian siku atau tangan atau kaki.

Tidak sabar pingin segera melihatnya lahir dan menggendongnya. Tetapi kami tahu bahwa semua ada waktunya, dan semua kami serahkan kepada Alloh. Doakan ya semoga proses persalinan nanti berjalan lancar dan diberi kemudahan. Doakan juga semoga ibu dan bayi sehat ya. Amin.

Beberapa hari ini, jika istri tidur terlentang, di bagian perutnya jika diraba terasa keras, mungkin ini bagian pantat dari si bayi, karena kepala sudah di bawah. Untuk memberikan ruang yang lebih luas agar si bayi bisa bergerak, biasanya istri tidur miring karena dengan begitu perut lebih longgar dan si bayi nyaman.

Kami sudah memutuskan RS. PKU Muhammadiyah Solo sebagai tempat persalinan. Selain karena dokter berpraktek di sana, juga karena survey yang sudah kami lakukan.

Tanda-tanda melahirkan yang umum adalah:

  • Kontraksi yang terjadi secara teratur dan semakin sering
  • Bercak darah akibat pembukaan
  • Pecah ketuban, kalau sudah pecah ketuban, proses persalinan harus segera dilakukan sebelum ketuban habis, karena bisa membahayakan si bayi

Sampai saat ini istri masih merasakan perut berasa kencang karena gerakan si bayi, dan kadang terjadi di sepertiga malam terakhir. Wah, mungkin si bayi ingin melatih kami begadang untuk menjaga dia besok yah. D

Oh ya, hasil USG menunjukkan bahwa anak kami perempuan dan kami sudah menyiapkan nama yang cantik untuknya.

Doakan semua lancar ya..

Untuk istriku dan bayiku: “Can’t wait for the D-Day”.. ^8^