Kemarin sore, saat berkonsultasi dengan dokter Sulis (dokter dimana istri saya memeriksakan kehamilan), beliau bercerita tentang salah seorang pasiennya yang belum melahirkan walaupun sudah lewat 3 minggu dari HPL. Hasil USG menunjukkan bahwa air ketuban di dalam kandungan sudah hampir habis dan denyut jantung bayi sudah sangat lemah. Sehingga malam itu harus segera dilakukan operasi Sesar. Setelah ditelusuri, ternyata kandungannya hanya diperiksakan ke bidan saja, dan baru ke dokter spesialis setelah lewat 3 minggu dari HPL-nya.
Saya jadi ingat hasil ngobrol saya dengan Dokter Tonang, dosen Kedokteran UNS yang baru saja selesai dari program S3 di Jepang. Mungkin bisa jadi pertimbangan bagi Anda yang bingung antara ke Bidan atau ke Dokter Spesialis.
Bekal Keilmuan dan Pengalaman
Tanpa bermaksud mengatakan bahwa Bidan tidak lebih pandai (cerdas) dari dokter Spesialis, dokter Spesialis tentu mempunyai bekal ilmu yang lebih luas tentang bidang kedokteran sehingga bisa memberikan informasi yang lebih jelas ke pasien. Walaupun ada dokter spesialis yang pelit memberikan informasi.
Bidan tentu saja juga memiliki bekal ilmu dan pengalaman karena bidan juga sekolah, dan kalau mereka bekerja di rumah bersalin, mereka (seharusnya) berada di bawah pengawasan dokter spesialis, sehingga jika terjadi hal-hal di luar dugaan bisa langsung ditangani. Sehingga jika ingin persalinan ditangani bidang, tidak ada salahnya ditanyakan siapa dokter spesialis yang mengawasinya.
Biaya Periksa
Umumnya periksa di dokter spesialis, biayanya lebih mahal dibandingkan jika periksa ke bidan. Menurut Yanto, rekan saya yang bekerja di salah satu ISP di Solo, periksa di Bidan hanya Rp 15.000. Malah menurut Gestway (rekan saya yang lain), di Puskesmas hanya Rp 4.000.
Pengalaman saya di dokter Sulis, sekali periksa + USG biayanya Rp 70.000 dan kalau minta print-out hasil USG tambah Rp 20.000. Jadi sekali periksa biayanya Rp 90.000 karena saya selalu minta print-out.
Karena mahal maka saat periksa dimanfaatkan waktunya untuk konsultasi dan tanya ini itu. Kadang saya membawa catatan dari rumah yang berisi keluhan yang dialami istri dan daftar pertanyaan. Dokter pun dengan senang hati memberikan jawaban. Saat ditunjukkan kondisi di dalam kandungan melalui layar USG, kami selalu bertanya mana denyut jantung, bibir, hidung, ari-ari dan sebagainya. Bahkan kami mengobrolkan hal-hal yang lain di luar hasil periksa. Jadi saat periksa kadang kami bisa 15-20 menit di dalam ruangan.
Rekam Medis
Baik di Bidan, Puskesmas ataupun Dokter Spesialis, sama-sama mendapatkan rekam medis. Kalau di Bidan dan Puskesmas mendapatkan KMS, sedang di dokter Sulis, kami memperoleh buku catatan warna biru yang nantinya akan diisi dengan data berat badan ibu dan bayi, tekanan darah ibu, dan posisi kepala bayi.
Peralatan Periksa
Inilah yang membedakan Bidan dan Dokter Spesialis. Dokter Spesialis mengandalkan USG yang bisa menunjukkan dengan jelas kondisi di dalam kandungan. Sedang Bidan umumnya menggunakan rabaan tangan, atau alat pendeteksi detak jantung dan pengalaman.
Dari sisi akurasi, tentu saja Dokter Spesialis relatif lebih akurat dibandingkan Bidan, karena dokter melihat dengan kondisi kandungan.
Terus Pilih Yang Mana? Dokter Spesialis atau Bidan?
“Dokter!” ” Bidan!” “Dokter!!!” “Bidan!!!”.. Sudah-sudah.. tidak perlu bertengkar. Dokter dan bidan sama saja. Tetapi ada jalan tengah kok..
Begini. Sebenarnya USG tidak harus dilakukan setiap kali periksa. Silahkan membaca artikel tentang efek USG terhadap perkembangan otak bayi. Tetapi umumnya Dokter Spesialis melakukan USG setiap kali periksa. Menurut Dokter Tonang, USG minim dilakukan 3 kali dalam masa kehamilan, yaitu pada awal kehamilan, pertengahan trimester kedua dan pada bulan ke 9. Itu sudah cukup.
Nah untuk bulan-bulan selain 3 di atas itu, bisa dilakukan pemeriksaan di Bidan atau Puskesmas. Kalau memang lebih menyukai di Dokter Spesialis, silahkan dimanfaatkan waktu periksa sebaik-baiknya. Sudah bayar mahal kok. Jadi layak untuk memperoleh informasi dan edukasi mengenai kehamilan.
Bagaimana? Sudah memutuskan akan di bidan atau di dokter kan? Kami memilih di Dokter Spesialis (dokter Sulis) karena masalah kemantapan hati dan informasi, plus dokternya perempuan.
Ada komentar? Silahkan ditulis ya..